Top tips: Cara efektif mengatasi notification fatigue

Top tips adalah kolom mingguan di mana kami membahas tren teknologi terkini dan menjelajahi tren tersebut. Minggu ini, kami akan membahas tentang notification fatigue dan cara mengatasinya. 

Pernahkah Anda sedang asyik mengerjakan sesuatu dengan fokus, tapi tiba-tiba ada bunyi ping! Ada email baru masuk. Anda melihat email itu sebentar, karena berpikir mungkin cuma perlu dilihat sekilas. Namun, setelah itu, Anda tidak bisa balik ke pekerjaan semula karena fokus sudah hilang.

Notifikasi email itu bukan satu-satunya. Setelah itu, ada pula notifikasi lainnya. Notifikasi SMS iklan, notifikasi berita dari aplikasi yang tidak pernah Anda buka, dan lainnya.

Ada istilah teknis untuk situasi ini, yaitu notification fatigue. Ketika Anda menerima banyak notifikasi berturut-turut, muncul perasaan kesal dan jengah. Diam-diam, notification fatigue juga menjadi biang turunnya produktivitas di tempat kerja.

Istilah ini awalnya muncul di industri dengan tekanan tinggi seperti kesehatan dan IT, di mana karyawan harus menghadapi puluhan notifikasi setiap jam. Kalau otak kita terlalu sering dibombardir sinyal, lama-lama otak akan beradaptasi dengan cara yang salah: mulai mengabaikan semua notifikasi. Masalahnya, notifikasi yang penting justru malah bisa tenggelam di tengah riuhnya notifikasi yang tidak penting.

Jadi, bagaimana caranya tetap bisa tanggap terhadap notifikasi penting tanpa 'merampok' waktu dan fokus kita? Inilah lima langkah praktis yang bisa Anda terapkan!

 

5 cara mengatasi notification fatigue

1. Prioritaskan berdasarkan urgensi, bukan sumber

Banyak orang menyaring notifikasi berdasarkan sumber pengirimnya (misalnya dari manajer, klien, dll.). Padahal, notifikasi seharusnya diprioritaskan berdasarkan urgensi. Atur setting tool Anda supaya setiap jenis notifikasi memiliki suara dan tampilannya masing-masing. Misalnya, outage sistem, alert keamanan, atau reminder deadline proyek tidak memiliki bunyi notifikasi yang sama. Dengan demikian, Anda bisa langsung mengenali jenis notifikasi yang diterima secara cepat.

2. Notifikasi bisa dilihat nanti, kok

Tidak semua notifikasi harus ditanggapi saat itu juga. Sekarang, sudah banyak aplikasi yang bisa mengelompokkan notifikasi tidak mendesak menjadi satu dan baru muncul di jam-jam tertentu. Cara sederhana ini bisa membuat Anda tetap fokus lebih lama tanpa dipotong gangguan.

3. Kasih tujuan jelas untuk setiap channel

Jika semua platform diperlakukan sama, notifikasinya akan menumpuk. Karena itulah, gunakan chat untuk hal-hal yang benar-benar mendesak, email untuk komunikasi yang lebih santai, dan project management tool untuk update status. Peruntukkan setiap channel komunikasi ini akan mengurangi duplikasi. Tidak akan ada lagi pesan yang sama muncul di tiga aplikasi yang berbeda.

4. Singkirkan notifikasi yang tidak penting

Banyak notifikasi sebenarnya cuma basa-basi yang kurang penting. Contohnya, notifikasi like, pesan sudah dibaca, atau reminder event yang sudah Anda tahu. Kalau begitu, matikan saja notifikasi untuk hal-hal seperti itu. Anda mungkin akan kaget, betapa lega rasanya ketika notifikasi yang muncul memang benar-benar penting.

5. 'Latih' aplikasi Anda

Sekarang, kebanyakan aplikasi bisa 'dilatih'. Anda bisa mengatur aplikasi supaya hanya menampilkan notifikasi dari orang tertentu, di jam tertentu, atau tentang topik tertentu. Coba luangkan waktu untuk mengatur notifikasi ini dan hasilnya Anda bisa menghemat jam-jam fokus di setiap minggu.

 

Kesimpulan

Notifikasi bukan musuh. Tetapi, notifikasi yang tidak dikelola dengan baik bisa menyebalkan. Untuk mengatasi notification fatigue, caranya bukan dengan mematikan semua notifikasi. Namun, Anda perlu memastikan notifikasi yang tepat sampai di waktu yang tepat. Lakukan sedikit konfigurasi untuk mengubah notifikasi Anda, dari penganggu menjadi pemicu produktivitas!

Tulisan ini merupakan terjemahan dari blog berjudul Top tips: Beating notification fatigue before it beats you oleh Shawn King Jason.